M A K A L A H
Kondisi Masyarakat Madinah Sebelum Islam
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
K E L O M P O K 1
Nama : ● NENI SUCI MANIK
§ IMAM
§ DIANA YULIA
§ HABIBI BATUBARA
§ NADIRA RIZKA RITONGA
Kelas : VII (Tujuh)
Mata Pelajaran : SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)
MTS FATHUL ISLAMIYAH
PEMATANGSIANTAR
2019
---ISI---
Kondisi Masyarakat Madinah Sebelum
Islam
Madinah
merupakan sebuah kota tujuan hijrah Rasulullah SAW beserta para sahabatnya,
untuk menghindari gangguan dan penyiksaan terhadap kaum muslimin oleh
orang-orang Quraisy mekkah, maka dari tempat inilah pancaran sinar cahaya islam
mulai berkembang terpancar kesegala arah penjuru.
Untuk
mengetahui tentang kondisi masyarakat Madinah sebelum Islam, dapat dilihat dari
empat aspek, yaitu :
1.
Aspek kepercayaan
2.
Aspek sosial
3.
Aspek ekonomi
4.
Aspek politik
1.
Kepercayaan Masyarakat Madinah Sebelum Islam
Sebelum
kedatangan Nabi Muhammad saw, kota Madinah dikenal dengan nama Yatsrib.
Penduduk kota Yatsrib terdiri dari etnis Arab, baik dari Arab Selatan maupun
Utara, juga ada yang berasal dari etnis Yahudi. Penduduknya telah memiliki
kepercayaan dan agama. Agama yang dianut penduduk Yatrib adalah Yahudi, Nasrani,
dan Pagan. Mayoritas penduduknya memeluk agama Yahudi.
Agama Yahudi masuk ke Yatsrib berbarengan dengan kedatangan imigran dari wilayah utara sekitar abad ke-1 dan ke-2. Mereka datang ke Mereka datang ke Yatsrib untuk menyelamatkan diri dari penjajahan Romawi. Mereka mendapatkan penindasan dari Romawi karena melakuakan pemberontakan. Migrasi terbesar bangsa Yahudi terjadi pada tahun132-135. Agama Yahudi dianut oleh beberapa suku-suku, antara lain Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Gathafan, Bani Quraidlah.
Agama Yahudi masuk ke Yatsrib berbarengan dengan kedatangan imigran dari wilayah utara sekitar abad ke-1 dan ke-2. Mereka datang ke Mereka datang ke Yatsrib untuk menyelamatkan diri dari penjajahan Romawi. Mereka mendapatkan penindasan dari Romawi karena melakuakan pemberontakan. Migrasi terbesar bangsa Yahudi terjadi pada tahun132-135. Agama Yahudi dianut oleh beberapa suku-suku, antara lain Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Gathafan, Bani Quraidlah.
Keempat
suku ini tetap memeluk agama Yahudi walaupun Islam telah tersebar di Madinah.
Kebanyakan mereka bekerjasama dengan kafir Quraisy untuk mengusir dan membunuh
nabi Muhammad saw. Akibat menentang Islam, Nabi Muhammad mengusir mereka dari
kota Madinah. Sehingga madinah bersih dari bangsa yahudi.
Selain
Yahudi, penduduk Yatsrib memeluk agama Nasrani. Kelompok yang merupakan
kelompok minoritas berasal dari Bani Najran. Mereka mememeluk agama nasrani
pada tahun 343 Masehi ketika Kaisar Romawi mengirim misionaris ke wilayah
mereka untuk menyebarkan agama Nasrani.
Sebagian
kecil Penduduk Yasrib ada yang tidak memeluk agama yahudi dan nasrani. Mereka
mengikuti kenyakinan orang Quraisy dan Penduduk Mekkah. Mereka memandang kaum
Quraisy sebagai penjaga Rumah Allah, sebagai pemimpin-pemimpin Agama, serta
sebagai panutan dalam beribadah. Agama mereka dikenal dengan paganisme yaitu
kepercayaan kepada benda-benda, dan kekuatan-kekuatan alam, seperti matahari,
bintang-bintang, bulan, dan sebagainya. Mereka menyembah kekuatan-kekuatan
alam. Mereka hidup sesuai dengan tradisi warisan nenek moyang. Praktik
peribadatan mereka bertentangan dengan agama Yahudi dan Nasrani. Karena itu,
sering terjadi perselisihan dan keributan antara mereka dengan pemeluk agama Yahudi.
2.
Kondisi Sosial Masyarakat Madinah Sebelum Islam
Keadaan
sosial masyarakat Yatsrib sebelum kedatangan Nabi Muhammad Saw. memiliki
beberapa kemiripan dengan keadaan di Makkah. Suku-suku dan kelompok masyarakat
yang tinggal di sana berperang satu sama lain. Yasrib memiliki dua kebudayaan
yaitu kebudayaan Arab dan Yahudi. Kedua kebudayaan tersebut jelas memiliki
tradisi yang berbeda. Sekalipun terdapat orang-orang Arab yang memeluk Yahudi
dan terjadi hubungan perkawinan diantara mereka, tapi sikap dan pola hidup
bangsa Yahudi dan Arab berbeda..
Pada
awalnya, kedua bangsa tersebut berasal dari satu rumpun bangsa, yaitu ras Semit
yang berpangkal dari Nabi Ibrahim melalui dua putranya, Ismail dan Ishaq.
Bangsa Arab melaui Ismail dan Yahudi melaui Ishaq. Meraka berkembang dan
menyebar sehingga memiliki kebudayaan tersendiri. Disamping itu, kedua bangsa
berkebang menjadi beberapa suku atau kabilah.
Adapun
kabilah-kabilah yang berada di Yasrib (Madinah) antara lain:
1.
Kabilah Aus dan Kharzaj
Nama
Aus dan Kharzaj berasal dari nama dua orang laki-laki kakak beradik. Mereka
berasal dari salah satu kabilah di Arab Selatan. Suku Aus dan Khazraj berasal
dari salah satu suku besar di Yaman, yaitu Azd . Keturunannya terpecah menjadi
dua kelompok yang saling bermusuhan dan berperang. Perang saudara berlangsung
lebih dari 120 tahun. Kedua kelompok memiliki daerah kekuasaan sendiri di kota
Madinah.
Kabilah
Aus menempati wilayah dataran tinggi di selatan dan timur. Kabilah Khazraj
tinggal menempati wilayah taran rendah di tenggah utara Madinah. Di belakang
mereka tidak ada apapun kecuali kesunyian Hirrah Wabrah.
Kabilah
Aus mendiami wilayah-wilayah pertanian yang kaya di Madinah. Mereka bertetangga
dengan Kabilah-kabilah Yahudi. Sedangkan kabilah Khazraj mendiami
wilayah-wilayah yang kurang subur, dan bertetangga dengan kabilah Yahudi yang
besar yakni Qainuqa.
Pada
tahun ke-10 dari kenabian Muhammad SAW terjadi perang saudara yang sangat
hebat. Banyak pemimpin dari kedua kabilah tersebut tewas di medan perang. Pada
waktu itu, kabilah Khazraj memperoleh kemenangan karena memiliki pasukan lebih
banyak dari Kabilah Aus dan mendapat bantuan senjata dari bangsa Yahudi Bani
Nadhir dan Baini Qainuqa. Walaupun Kabilah Aus mendapat bantuan juga dari
Yahudi Bani Quraizhah.
Karena
mendapat kekalahan, Kabilah Aus mengirim dua utusan ke Mekkah yaitu Iyas bin
Mu’adz dan Anas bin Rafi. Adapun tujuannya untuk meminta bantuan kaum
Quraisy.
Ketika
sampai di Mekkah, keduanya bertemu denga nabi Muhammad saw. Nabi bercakap-cakap
dengan keduanya dan membacakan ayat-ayat Al Quran. Ketika itu Iyas bin Mua’az
tertarik dengan ajakan Nabi untuk masuk Islam. Tapi dia diingatkan oleh Anas
bin Rafi tentang tujuan datang ke Mekkah. Mereka ketemu dengan pembesar Quraisy
dan menyampaikan tujuannya. Tapi permintaannya ditolak oleh kaum Quraisy karena
mereka sedang sibuk mencegah tersebarnya Ajaran Nabi Muhammad. Akhirnya
keduanya kembali ke Madinah dengan tangan hampa.
Ketika
keduanya sampai di Madinah, terjadi perang saudara kembali. Kali ini Kabilah
Aus memperoleh kemenangan. Menurut sejarah, peperangan tersebut merupakan
peperangan terakhir antara kedua kabilah. Karena sudah banyak pemimpin dari
kedua kabilah tersebut masuk Islam.
2. Kabilah Yahudi
Di
Madinah, Bangsa Yahudi terdiri dari 3 kabilah besa yaitu, Qainuqa, nadhir, dan
Quraizhah. Jumlah laki-lakinya yang sudah baligh mencapai lebih dari dua ribu
orang. laki-laki di kabilah Qainuqa’ yang biasa berperang mencapai tujuh ratus
orang. Bani Nadhir mencapai tujuh ratusan orang yang terbiasa perang. Sedangkan
laki-laki dari Bani Quraizhah antara tujuh ratus hingga sembilan ratus
orang.
Hubungan
ketiga kabilah tersebut tidak harmonis. Terkadang ketiganya terjadi perang
saudara. Al-Qur’an menunjukkan bahwa permusuhan antara kaum Yahudi dengan
Firman-Nya
:
Artinya:
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu) kamu tidak akan
menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu
{Saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan
memenuhinya) sedang kamu mempersaksikan. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh
dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir sengolongan daripada kamu dari kampong
halamannya, kamu Bantu-membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan
permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus
mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu ”. (Qs. Al-Baqarah [2]: 84-85).
Bani
Nadhir menetap di Aliyah, di lembah Baththan sejauh 2 atau 3 mil dari Madinah.
Daerah tersebut banyak pohon kurma dan tanaman-tanaman lainnya. Bani Quraizhah
mendiami wilayah Mazhur yang terletak beberapa mil di selatan Madinah.
Sedangkan bani Qainuqa tinggal di dalam kota Madinah. Mereka pindah setelah
diusir oleh Bani Nadhir dan Bani Quraizhah, dari tempat mereka yang berada
diluar Madinah. Bangsa Yahudi memiliki midras, yaitu tempat mereka mempelajari
agama Yahudi dan sejarah rosul-rosul mereka. Mereka melahirkan ahli ilmu, ahli
agama dan ahli hukum.
Bangsa
Yahudi dan Bangsa Arab merupakan bangsa pendatang di Yasrib. Bangsa yahudi
datang ke Yasrib karena situasi politik akibat penjajahan Romawi. Mereka menghidari
Bangsa Romawu yang ingin membunuh dan menghancurkan mereka. Karena bangsa
Yahudi dianggap sebagai pemberontak. Mereka kebanyakan berasal dari wilayah
utara, datang ke Yasrib diperkirakan pada abad ke-1 dan ke-2. Sedangkan bangsa
Arab datang ke Madinah karena bencana alam akibat hancurnya bendungan Ma’arib
yang dibangun pada masa kerajaan Saba’. Mereka datang ke Madinah diperkirakan
terjadi pada tahun 300 M.
Pada
awalnya bangsa Yahudi dan Arab dapat hidup berdampingan saling menghormati.
Pada perkembangan selanjutnya, bangsa Arab melebihi jumlah penduduk bangsa
Yahudi yang sudah datang duluan di Yasrib, terutama setelah Arab Yaman pindah
secara masal di akhir abad ke-4 M. Mulai saat itu muncul kecurigaan dan saling
mengancam diantara keduanya. Ketegangan ini berawal dari sikap bangsa Yahudi
yang menyombongkan diri sebagai manusia pilihan Tuhan karena dari suku mereka
banyak diutus para nabi dan rasul. Selain itu mereka adalah penganut agama
tauhid, sementara masyarakat arab adalah penyembah berhala.
Apabila
timbul konflik, orang Yahudi selalu berkata dengan nada ancaman bahwa semakin
dekat waktu kedatangan Nabi yang diutus untuk memimpin mereka membunuh bangsa
Arab. Pada waktu itu Jika ditanya tentang kedatangan Nabi, Para pendeta Yahudi
selalu menunjuk ke arah Yaman. Bagi Orang Yasrib, isyarat itu bukan ke Yaman
tapi kota Mekkah. Ketika mendengar berita seseorang yang mengaku Nabi di
Mekkah, mereka berusaha mencari informasi tersebut. Setiap musim haji tiba,
mereka mengutus ke Mekkah untuk menyelidiki kebenaran berita tersebut. Hasilnya
terjadi dua perjanjian yaitu ‘Aqabah I dan Aqabah II.
3.
Kondisi Ekonomi Masyarakat Madinah Sebelum Islam
Secara
geografis Yatsrib merupakan kota ketiga yang termasuk pada kawasan tandus yang
populer dengan sebutan Hijaz setelah Thaif dan Makkah. Yatsrib berada di tempat
strategis sebagai jalur penghubung perdagangan antara kota Yaman di Selatan dan
Syiria di Utara. Yastrib termasuk daerah subur di sekitar kawan tandus.
Yasrib
berbeda dengan Kota Mekkah di kondisi alam dan watak penduduknya. Yastrib
merupakan kota yang makmur dan subur dengan pertaniannya. Air yang tersedia di
kota ini mencukupi untuk membangun pertanian. Kota ini dikelilingi oleh gunung
berbatu. Di terdapat banyak lembah, atau yang paling terkenal dikenal dengan
nana Wadi. Sebagai pusat pertanian, kota Yasrib menjadi menarik bagi penduduk
wilayah lain untuk pindah ke Yatsrib.
Kota
Yatsrib (Madinah) terdapat daerah persawahan dan perkebunan yang menjadi
sandaran hidup penduduk setempat. Penghasilan terbesarnya adalah kurma dan
anggur. Kurma merupakan hasil alam yang memberikan manfaat banyak bagi
kehidupan mereka, diantaranya sebagai makanan, alat bangunan, pabrik, makanan
hewan, bahkan seperti mata uang yang digunakan untuk tukar menukar ketika
terdesak. Kurma Madinah juga banyak macamnya.
Di kota
Yasrib (Madinah) terdapat beberapa pabrik yang sebagian besar dikelola oleh
orang- orang yahudi. Bani Qainuqa’ adalah kabilah yahudi terkaya di Madinah,
meski jumlah mereka tidak banyak. Di Madinah terdapat banyak pasar, yang
terkenal pasar bani Qainuqa’, disana juga terdapat toko minyak wangi. Dan
macam- macam jual beli lainnya, yang sesuai dengan ajaran Islam maupun tidak.
4.
Kondisi Politik Masyarakat Madinah
Yasrib
Tidak menerapkan model pemerintahan seperti kerajaan yang mengatur kehidupan
masyarakatnya. Kekuasaan berada di tangan suku-suku atau kelompok tertentu
Bergantung kepada siapa yang paling kuat diantara mereka. Perang antar suku dan
kelompok sering terjadi. Kondisi tersebut hampir sama dengan keadaan di
Mekkah.
Suku
yang pertama kali tinggal dan menguasai Yasrib adalah suku Amaliqoh. Mereka
membangun perkampungan dan peradaban. kemudian, bangsa Yahudi datang ke Madinah
dan akhirnya menguasai Madinah setelah menaklukan suku Amaliqoh.
Bangsa
Yahudi yang terdiri dari Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa sudah
bisa membangun sebuah peradaban dengan membuat benteng-benteng untuk berlindung
dari serangan arab badui. Mereka disebutkan sebagai kelompok yang paling makmur
dan berbudaya. Oleh karena itu, jelaslah bahwa sebelum kedatangan orang-orang
Arab, Madinah sepenuhnya dikuasai oleh orang-orang Yahudi, baik secara ekonomi,
politik, maupun intelektual.
Sejarah
menyebutkan bahwa orang-orang Masehi (Kristen) di Syam (Siria) sangat membenci
orang-orang Yahudi. Mereka menganggap bangsa Yahudi telah menyiksa dan menyalib
Isa al-Masih. mereka menyerbu Yasrib untuk memerangi orang-orang Yahudi. Dalam
penyerbuan tersebut, orang-orang Kristen meminta bantuan suku Aus dan Khazraj.
Suku Aus dan Khazraj, seperti halnya kaum Yahudi, juga merupakan
pendatang.
Keadaan tersebut menyebabkan peperangan antara Yahudi
dan Kabilah Arab yaitu Aus dan Khazraj. Banyak pemimpin Yahudi yang meninggal,
sehingga kekuasaan Yasrib jatuh ke tangan Aus dan Khazraj. Sebelumnya, kondisi
Aus dan Khazraj merupakan buruh. Peralihan kekuasaan di Yasrib merubah kedua
suku menjadi suku yang menonjol.
Bangsa Yahudi sebagai pihak yang tersisihkan, berusaha
untuk memecah belah kedua suku tersebut. Provokasi (penghasutan) mereka
nampaknya berhasil. Muncul permusuhan antara kedua kabilah, sehingga terjadi
peperangan yang tidak pernah berarkhir.
Dalam kondisi seperti itu, bangsa Yahudi memiliki
peluang untuk memperbesar perdagangan dan kekayaan mereka. Kekuasaan mereka
yang sudah hilang dapat mereka rebut kembali. Sehingga di Yasrib terdapat 3
kekuatan yang mengendalikan Madinah yaitu kabilah Aus, Kabilah Khazraj, dan
bangaa yahudi. Ketiganya telah siap tempur dan hidup dalam suasana perang yang
tiada hentinya
Di Samping perebutan kekuasaan di antara 3 kabilah
tersebut, konflik muncul karena adanya perbedaan agama. kabilah Aus dan kabilah
Khazraj memeluk agama watsani (menyembah berhala), agama yang tersebar di
Memmah. Sedangkan bangsa Yahudi sebagai Ahlul Kitab (penganut al-Kitab)
mempercayai keesaan Tuhan (monoteisme).
Oleh karena itu, orang-orang Yahudi sangat mencela suku Aus dan Khazraj yang dipandangnya sebagai kaum kafir. Sama halnya dengan penganut agama watsani di Jazirah Arabia, pada bulan tertentu, yaitu Dzulhijjah, mereka melakukan ziarah ke kota Makkah. Mereka melakukan peribadatan dan penyembahan berhala yang ada di seputar Ka’bah. Ziarah ke kota Makkah biasanya dilakukan secara berombongan, baik dari kalangan suku Aus maupun Khazraj. Akan tetapi adanya hubungan sosial yang terjadi antara orang-orang Yahudi yang menetap di Madinah dengan orang-orang Aus dan Khazraj, sedikit banyak telah menyebabkan pemikiran keagamaan Yahudi dapat diketahui dan diserap oleh mereka.
Oleh karena itu, orang-orang Yahudi sangat mencela suku Aus dan Khazraj yang dipandangnya sebagai kaum kafir. Sama halnya dengan penganut agama watsani di Jazirah Arabia, pada bulan tertentu, yaitu Dzulhijjah, mereka melakukan ziarah ke kota Makkah. Mereka melakukan peribadatan dan penyembahan berhala yang ada di seputar Ka’bah. Ziarah ke kota Makkah biasanya dilakukan secara berombongan, baik dari kalangan suku Aus maupun Khazraj. Akan tetapi adanya hubungan sosial yang terjadi antara orang-orang Yahudi yang menetap di Madinah dengan orang-orang Aus dan Khazraj, sedikit banyak telah menyebabkan pemikiran keagamaan Yahudi dapat diketahui dan diserap oleh mereka.
Keadaan ini menyebabkan Kabilah Aus dan Khazraj lebih
mudah memahami ajaran keagamaan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw
dibanding penduduk Makkah. Karena itu, Orang-orang Yasrib (Madinah) mudah
mengerti dan memahami ajaran-ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad, karena
ajaran itu menyerupai ajaran-ajaran yang telah mereka dengar dari orang-orang
Yahudi. Salah satunya mengenai akan datangnya seorang Nabi baru. Karena itu,
ketika mereka mendengar berita tentang adanya seorang Nabi di Makkah, yaitu
Nabi Muhammad, mereka dengan cepat menanggapi dan mempercayainya.
Dengan
alasan itu pula, kemudian mereka meminta Nabi Muhammad untuk pindah (hijrah) ke
kota Yasrib dan menjadi pemimpin bagi kedua kabilah di Yasrib.
Pertanyaan dan Jawabannya :
1.
Bagaimana kondisi masyarakat
madinah sebelum datangnya islam!
Jawab :
·
Mayoritas penduduk
Madinah memeluk agama Yahudi.
·
Selain Yahudi,
sebelum adanya Islam penduduk Madinah atau Yatsrib memeluk agama Nasrani.
·
Sebagian kecil
penduduk Madinah atau Yastrib ada yang tidak memeluk agama yahudi dan nasrani.
Mereka mengikuti kenyakinan orang Quraisy dan penduduk Mekkah.
2.
Sebutkan aspek-aspek untuk
mengetahui tentang kondisi masyarakat madinah sebelum datangnya islam!
Jawab :
·
Aspek Kepercayaan
·
Aspek Sosial
·
Aspek Ekonomi
·
Aspek Politik
3.
Apa nama kota madina sebelum
kedatangan Nabi Muhammad SAW!
Jawab : Kota Madina dikenal dengan nama Yatsrib
4.
Sebutkan empat suku yang
menganut agama yahudi dalam aspek kepercayaan masyarakat madinah sebelum
datangnya islam !
Jawab :
·
Bani Qainuqa
·
Bani Nadhir
·
Bani Gathafan
·
Bani Quraidlah
5.
Jelaskan secara singkat
bagaimana kondisi kepercayaan, sosial, ekonomi dan politik masyarakat madinah
sebelum datangnya islam !
Jawab :
·
Kepercayaan
masyarakat madinah sebelum islam mereka masih menyembah berhala/benda-benda dan
kekuatan alam (Paganisme).
·
kondisi sosial mereka
dapat berbaur satu sama lain mereka sangat mengutamakan kekeluargaan ataupun
kebudayaan (tradisi).
·
kondisi ekonomi
mereka cukup bagus mereka menggunakan mata pencaharian mereka dengan berdagang
dan bertani.
·
kondisi politik
mereka masih memprihatinkan (tidak menerapkan model pemerntahan seperti
kerajaan, malah kekuasaan berada di tangan suatu suku-suku atau kelompok
tertentu).
No comments:
Post a Comment