Mengintip
Perkembangan
Bahasa
Indonesia di Luar Negeri
Bahasa merupakan salah satu hal yang tidak akan pernah
terlepaskan dalam hubungan antarbangsa. Sebagai salah satu bangsa yang ikut
berperan dalam komunikasi antarbangsa, Indonesia juga memiliki bahasa
tersendiri yang sudah dikenal bangsa lain. Bahasa Indonesia menjadi identitas
bangsa Indonesia yang mampu bertahan hingga saat ini.
Umumnya, pengajaran bahasa Indonesia di dalam negeri terkesan membosankan.
Sebagian besar pelajar beranggapan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa mereka
sehari-hari sehingga mereka cenderung meremehkannya dan merasa tidak perlu
untuk mempelajarinya lagi di sekolah. Anggapan para pelajar tersebut bahwa
bahasa Indonesia itu mudah tidaklah sepenuhnya benar. Kita akan terkejut bila
melihat hasil ujian nasional para pelajar di seluruh Indonesia yang membuktikan
bahwa hasil ujian bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang
diujikan tidak lebih baik dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris, yang
sama-sama diujikan.
Berbeda dengan di Indonesia, pengajaran bahasa Indonesia di luar negeri justru
menjadi hal yang menarik dan disambut dengan baik. Setidaknya ada 52 negara
asing yang telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian Language
Studies). Pengajaran bahasa Indonesia tersebut dilakukan di berbagai lembaga.
Lembaga-lembaga tersebut umumnya berupa tempat kursus, universitas, sekolah,
dan sekolah Indonesia di luar negeri. Bahkan, perkembangan ini semakin
meningkat setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur
Asing di Bandug tahun 1999.
Bahasa Indonesia menjadi bahasa populer ke-4 di Australia. Di sana ada sekitar
500 sekolah yang mengajarkan bahasa Indonesia, bahkan menjadikannya sebagai
salah satu bahasa yang wajib dipelajari di tingkat sekolah dasar. Oleh karena
itu, kita tidak perlu heran jika mendapati seorang anak SD di Australia yang
dapat berbicara bahasa Indonesia dengan fasih. Selain itu, ada beberapa
universitas di sana yang membuka jurusan bahasa atau sastra Indonesia. Namun,
perkembangan bahasa Indonesia di negara ini sempat tersendat ketika pemerintah
negara setempat memberikan travel warning akibat teror bom yang terjadi di
Bali. Hal ini menurunkan minat para siswa di sana untuk belajar bahasa
Indonesia karena larangan berkunjung membuat mereka tidak dapat langsung
praktek lapangan di Indonesia.
Selain di Australia, bahasa Indonesia juga menjadi bahasa yang memiliki
posisi penting di Vietnam, khususnya di Kota Ho Chi Minh, ibukota Vietnam.
Menurut seorang diplomat Indonesia, Pemerintah Kota Ho Chi Minh secara resmi
mengumumkan bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua di Kota Ho Chi Minh pada
bulan Desember 2007. Selain itu, menurut Konsul Jenderal Republik Indonesia
periode 2007-2008, Irdamis Ahmad, bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa
Inggris, Perancis, dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diutamakan di Kota Ho
Chi Minh.
Bahasa Indonesia juga menjadi salah satu mata kuliah yang diajarkan di
universitas-universitas di Vietnam seperti Universitas Hong Bang, Universitas
Nasional HCMC, dan Universitas Sosial dan Humaniora. Jumlah peminat studi
bahasa Indonesia di universitas-universitas tersebut cenderung meningkat.
Di Korea Selatan, negara yang kini menjadi pusat perhatian para remaja di
Indonesia dan seluruh dunia karena budaya K-Pop dan serial dramanya, minat
warganya terhadap bahasa Indonesia juga menjadi bukti bahwa bahasa ini telah
diterima di sana. Setiap tahun, pihak KBRI Seoul Korea Selatan menyelenggarakan
lomba pidato menggunakan bahasa Indonesia khusus bagi masyarakat Korea Selatan.
Antusiasme mereka untuk mengikuti lomba tersebut cukup tinggi.
Studi bahasa Indonesia juga diselenggarakan di negara tetangga Korea Selatan,
yaitu Jepang. Di sana ada lebih dari 20 perguruan tinggi yang mengajarkan
Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pilihan. Di samping itu, ada pula
universitas yang membuka jurusan bahasa Indonesia seperti Universitas Kajian
Asing Tokyo, Universitas Tenri, Universitas Kajian Asing Osaka, Universitas
Sango Kyoto, dan Universitas Setsunan.
Bahasa Indonesia tidak hanya dikenal di negara-negara Asia dan Australia saja,
di Afrika pun bahasa Indonesia cukup dikenal. Hubungan Indonesia dengan
negara-negara Afrika memang telah terjalin sejak lama, yaitu sejak terselenggaranya
Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Seperti yang kita tahu, peristiwa
tersebut telah mendorong negara-negara yang masih dijajah pada saat itu,
khususnya di Afrika, untuk berusaha mencapai kemerdekaannya. Jadi, tidak heran
jika hubungan antara Indonesia dengan negara-negara tersebut berjalan dengan
baik dalam segala bidang termasuk budaya dan bahasa.
Di Mesir misalnya, banyak penduduk setempat yang mengenal bahasa Indonesia dan
mampu mengucapkannya hanya karena mereka terbiasa bergaul dengan mahasiswa
Indonesia yang kuliah di Al-Azhar. Minat masyarakat Mesir untuk belajar bahasa
Indonesia juga cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta kursus
bahasa Indonesia yang diselenggarakan pihak KBRI Kairo. Peserta kursus ini
terdiri dari berbagai kalangan, seperti praktisi wisata, pelaku ekonomi dan
yang paling banyak adalah kalangan mahasiswa.
Di Maroko, pengajaran bahasa Indonesia telah diresmikan, yaitu di Universitas
Mohammed V. Di universitas tersebut, Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata
kuliah pilihan dengan 4 SKS di samping bahasa lainnya seperti bahasa China,
Jepang, Korea, Urdu, dan Turki. Dosen yang mengajar mata kuliah bahasa
Indonesia di sana adalah dosen dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Pengajaran bahasa Indonesia di Universitas Mohammed V Maroko merupakan salah
satu upaya peningkatan hubungan bilateral kedua negara tersebut, khususnya di
bidang pendidikan.
Di antara kelompok yang secara tidak langsung turut membantu penyebaran bahasa
Indonesia adalah para pelajar atau mahasiswa yang belajar di luar negeri.
Selain itu, para pekerja dan seniman Indonesia yang berkiprah di sana juga
memiliki peranan yang sama dalam hal tersebut. Para musisi asal Indonesia yang
mengadakan konser di luar negeri dengan membawakan lagu-lagu mereka dalam
bahasa Indonesia mampu membangkitkan rasa ingin tahu bagi masyarakat lokal
untuk mengetahui artinya sehingga mereka tertarik untuk mempelajari bahasa
Indonesia. Contohnya, Anggun Cipta Sasmi, salah satu penyanyi Indonesia yang
telah mendunia. Meski telah menjadi warga negara Perancis, tidak jarang ia
membawakan lagu-lagu ciptaannya yang berbahasa Indonesia dalam setiap
penampilannya di negara-negara Eropa dan Amerika.
Perkembangan Bahasa Indonesia di beberapa negara di dunia merupakan peluang
yang besar bagi bahasa ini untuk menjadi bahasa internasional. Usaha untuk
menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional harus diawali dari
bangsa Indonesia sendiri dengan mencintai bahasanya. Namun kenyataannya, saat
ini masyarakat Indonesia lebih terbiasa menggunakan bahasa Indonesia yang
kurang baik, seperti bahasa prokem, bahasa plesetan, dan bahasa jenis lain yang
tidak mendukung perkembangan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di samping
itu, mereka juga biasanya lebih bangga menggunakan bahasa asing seperti Bahasa
Inggris daripada Bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, sebagai bangsa Indonesia, kita harus menjaga identitas bangsa
kita, yaitu bahasa Indonesia. Salah satu langkah untuk melestarikan bahasa
Indonesia adalah mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kita tidak perlu malu untuk menggunakan bahasa Indonesia, karena saat ini
bahasa Indonesia telah mendapat perhatian khusus di tengah bangsa lain. Hal ini
membuktikan bahwa bahasa Indonesia tetap mampu untuk menunjukkan eksistensinya
di era globalisasi ini. (ths)
No comments:
Post a Comment